JURNAL PRAKTIKUM
“REAKSI-REAKSI ALDEHID DAN KETON”
JURNAL PRAKTIKUM
“REAKSI-REAKSI ALDEHID DAN KETON”
DI SUSUN OLEH :
SRI OKTIKA DHIJAH GULTOM
(A1C118085)
DOSEN PENGAMPU :
Dr. Drs. SYAMSURIZAL, M.Pd
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA
JURUSAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS JAMBI
2020
PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK I
Percobaan V
I. Judul : Reaksi-Reaksi Aldehida dan Keton
II. Hari, Tanggal : Rabu, 18 Maret 2020
III. Tujuan : 1. Dapat memahami azas-azas reaksi senyawa karbonil
2. Dapat memahami perbedaan reaksi antara aldehid dan keton
3. Dapat menjelaskan jenis-jenis pengujian kimia sederhana yang dapat membedakan aldehid dan keton
IV. Landasan Teori
Aldehid dan keton ialah sebuah grup dari gugus yang mengandung gugus karbonil yang berasal dari senyawa organik. Aldehid dan keton adalah salah satu dari banyak anggota senyawa organic yang memiliki unsur gugus karbonil. Suatu karbon karbonil memiliki dua gugus alkil dan satu atom hydrogen yang berikatan pada atom karbon itu (Hadyana, 2012).
Gugus karbonil itu mempunyai sifat yang unik. Dimana sifat yang unik tersebut dapat mempengaruhi sifat fisika aldehida dan keton. Karena ia termasuk dalam senyawa yang polar sehingga mengakibatkan adanya sebuah gaya, yaitu gaya dipol-dipolnantar molekul. Dimana aldehid dan keton ini sangat gampang mengalami didihan dan panas pada temperature yang lebih tinggi daripada senyawa non polar yang bobot atau beratnya bersamaan. Secara terbatas diketahui bahwa keton serta aldehid bias mengsolvasi suatu ion. Aldehid dan keton ini merupakan senyawa yang tersusun dan terdiri atas unsur-unsur atom oksigen maupun hydrogen. Dimana keduanya dapat dihasilkan dari proses oksidasi aldehid yang berasal dari alcohol primer, sedangkan keton dari alcohol sekunder (Ismail, 2013).
Formaldehida suatu gas yang tidak memiliki warna dan mudah larut dalam pelarut air. Larutan 40 persen dalam air itu dinamakan formalin yang dapat dimanfaatkan sebagai antiseptic. Baik polimer dan formaldehida dapat dipergunakan sebagai antiseptic dan juga inteksida. Aldehida adalah suatu bahan yang paling penting dan utama yang dipergunakan dalam proses pembuatan suatu asam asetat (Arsyad, 2010).
Uji tollens adalah salah satu dari pengujian unsur yang digunakan agar dapat membedakan mana yang termasuk kedalam senyawa aldehid dan keton atau tidak. Selain dengan uji tollens bias juga dipergunakan dengan menggunakan uji fehling. Dimana aldehid akan lebih mudah untuk dioksidasi dibandingkan dengan keton. Yang mana nanti akan diperoleh asam dengan jumlah karbo(C) yang sama (Hart, 2016).
Bahaya yang disebabkan oleh aldehid sendiri adalah efek toksik. Potensi dari efek toksik aldehida biasanya ada pada penumpukan gugus karbonilnya pada tubuh. efek ini nantinya akan berambat pada penyakit seperti; penyakit hati, teratogenistar, diabetes, hipertensi, neurogenerative maupun penyakit penuaan lainnya. Keton sendiri bisa dan banyak dipergunakan dalam industry parfum karena baunya yang wangi. Aseton adalah keton yang paling sederhana. Aseton pada umumnya itu dimanfaatkan sebagai pelarut dibidang industry seperti untuk pembuatan cat atau pernis. Dimana zat tersebut merupakan bahan baku atau bahan Utama dalam penghapusan cat kuku (Petrucci, 2006).
V. Alat dan Bahan
5.1 Alat
1. Tabung Reaksi
2. Penangas air
3. Gelas ukur
4. Gelas Kimia
5. Corong bunchner
6. Tabung reaksi besar
5.2 Bahan
1. NaOh 5%
2. Benzalehid
3. Aseton
4. Siklo Heksanon
5. Aquades
6. Etanol
7. HCl pekat
8. Fenil hidrazil
9. Asetal dehid
10. Kalium Iodida
11. Perak nitrat 5%
12. Amonium hidraksida 2%
VI. Prosedur Kerja
6.1
Uji Cermin Kaca, Tollens
a. Disiapkan 4
tabung reaksi berisi pereaksi Tollens
b. Cara membuat
pereaksi tollens yaitu disiapkan tabung reaksi yang bersih dimasukkan 2 ml
larutan perak nitrat 5% ditambahkan 2 tetes larutan NaOH 5%, ditambahkan
larutan ammonium hidroksida tetes demi tetes sambil diaduk secukupnya saja supaya larut . Pengujian akan gagal jikalau terlalu banyak ammonia yang ditmbahkan
c. Diuji benzaldehid,
aseton, sikloheksanon dan formalin dengan ditambahkan 2 tetes bahan tersebut ke
tabung yang akan diuji
d. Diaduk campuran
e. Didiamkan selama 10 menit
f. Bila tidak
terjadi reaksi, dipanaskan tabung dalam penangas air selama 5 menit
g. Diamati apa yang
terjadi
6.2
Uji Fehling dan Benedict
a. Dimasukkan masing-masing ke 4 tabung 5 ml
pereaksi Benedict
b. Cara membuat
pereaksi benedict adalah dilarutkan Natrium sitrat 173 gr dan ditambah 100 gr
natriu karbonat dalam 750 ml aquadest, diaduk dan disaring lalu kedalam filtrate
ditambah perlahan larutan 17,3 CuSO4.5H2O dalam 100 ml
air, diencerkan hingga volum total 1 L, atau 5 ml pereaksi fehling yang masih
fresh(cara membuat: larutan A = 69 gr CuSO4.5H2O dalam 1
L air suling.
c. Dilarutkan didalam NaOH 10% larutan B = 346
gr natrium kalium tartrat atau garam Rochelle , artinya
pereaksi Fehling A dan B sama banyak baru dicampur.
d. Ditambahkan kedalam masing-masing
tabung beberapa tetes bahan yang akan diuji
e. ditempatkan tabung
reaksi dalam air mendidih selama 10-15 menit. Diuji formaldehid,
n-heptanaldehid, aseton, dan sikloheksanon.
6.3
Adisi Bisulfit
a. Dimasukkan 5 ml
larutan NaHSO3 jenuh ke Erlenmeyer 50 ml
b. Didinginkan dalam air
es
c. Ditambahkan 2,5 ml aseton tetes demi tetes sambil diaduk.
d. Ditambahkan 10 ml etanol untuk kristalisasi setelah 5 menit lalu disaring Kristal dengan
corong Hirsch.
e. Diamati apa yang
terjadi jika diteteskan beberapa tetes HCL pekat
6.4
Pengujian dengan fenilhidrazin
a. Dimasukkan 5 ml
fenilhidrazin dalam tabung reaksi besar
b, Ditambahkan 10 ml tetes bahan yang
akan diuji
c. Ditutup tabung
reaksi dan diguncangkan dengan kuat selama 1-2 menit hingga mengkristal.
c. Disaring Kristal
dengan corong Hirsch, dicuci dengan sedikit air dingin dan rekristalisasi
dengan sedikit methanol dan etanol
d. Dikeringkan dan ditentukan titik lelehnya. Dilakukan
pengujian terhadap benzaldehid dan sikloheksanon.
e. Dengan cara yang
sama, gunakan 2,4-dinitrofenilhidrazin
f. Dibuat turunan
benzaldehid dan sikloheksanon dan ditentuka titik lelehnya.
6.5
Pembuatan Oksim
a. Dilarutkan 1 gr
hidroksilamin HCL dan 1,5 gr natrium asetat trihidtar didalam 4 ml air, didalam
Erlenmeyer 50 ml
b.Dipanaskan sampai 35ºC
c. Ditambahkan sikloheksanon tutup labu
d. Digoncangkan selama 1-2 menit, pada waktu mana zat padat sikloheksanin-oksim
akan terbentuk.
e. Didinginkan labu
dalam lemari es, saring Kristal dengan corong Hirsch, cuci dengan 2 ml air es,
dikeringkan dan ditentukan titik lelehnya.
6.6
Reaksi Haloform
a. Ditambahkan 5
tetes aseton dalam 3 ml larutan NaOH 5%
b. Ditambahkan sekitar 10 ml larutan
iodium iodide. Cara
pembuatannya dilarutkan 25 gr iodium di dalam larutan 50 gr kalium iodide dalam
200 ml air.
c. Digocang sampai
warna coklat tidak hilang lagi. Iodoform yang berwarna kuning akan mengendap
dan baunya khas.
d. Diuji pada
isopropanol, 2-pentanon dan 3 pentanon.
6.7
Kondesasi Aldol
a. Ditambahkan 0,5
ml asetaldehid ke 4 ml larutan NaOH 1%
b. Digoncangkan dan dicatat baunya(sisa
asetaldehid).
c. Dididihkan campuran reaksi selama 3 menit
d. Dicatat hati-hati bau
tengik dari krotomaldehid.
e. Disusunlah peralatan
untuk merefluks. Didalam labu 50 ml tempatkan ml etanol, 1 ml aseton, 2 ml
benzaldehid dan 5 ml larutan NaOH 5%.
f. Direfluks campuran salama 5 menit.
g.Didinginkan
labu dan dikumpulkan Kristal denga corong bunchner. Bisa direkristalisasi dengan
etanol
h. Ditentukan titik
lelehnya
Adapun pemasalahan yang didapat dari vidio yaitu :
1. Pada uji fehling A mengapa setiap sampel dimasukkan kedalam water bath selama 10 menit ? (vidio 1)
2. Mengapa saat aseton dipanaskan tidak ada perubahan yang terjadi? apa penyebabnya? (vidio 2)
3. Mengapa ketika senyawa X dicampurkan dengan fehli A dan B yang tadinya bitu tua berubah menjadi warna agak keorange an saat dipanaskan? (Vidio 2)
DI SUSUN OLEH :
SRI OKTIKA DHIJAH GULTOM
Dr. Drs. SYAMSURIZAL, M.Pd
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA
JURUSAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS JAMBI
2020
SRI OKTIKA DHIJAH GULTOM
(A1C118085)
DOSEN PENGAMPU :Dr. Drs. SYAMSURIZAL, M.Pd
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA
JURUSAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS JAMBI
2020
PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK I
Percobaan V
I. Judul : Reaksi-Reaksi Aldehida dan Keton
II. Hari, Tanggal : Rabu, 18 Maret 2020
III. Tujuan : 1. Dapat memahami azas-azas reaksi senyawa karbonil
2. Dapat memahami perbedaan reaksi antara aldehid dan keton
3. Dapat menjelaskan jenis-jenis pengujian kimia sederhana yang dapat membedakan aldehid dan keton
IV. Landasan Teori
Aldehid dan keton ialah sebuah grup dari gugus yang mengandung gugus karbonil yang berasal dari senyawa organik. Aldehid dan keton adalah salah satu dari banyak anggota senyawa organic yang memiliki unsur gugus karbonil. Suatu karbon karbonil memiliki dua gugus alkil dan satu atom hydrogen yang berikatan pada atom karbon itu (Hadyana, 2012).
Gugus karbonil itu mempunyai sifat yang unik. Dimana sifat yang unik tersebut dapat mempengaruhi sifat fisika aldehida dan keton. Karena ia termasuk dalam senyawa yang polar sehingga mengakibatkan adanya sebuah gaya, yaitu gaya dipol-dipolnantar molekul. Dimana aldehid dan keton ini sangat gampang mengalami didihan dan panas pada temperature yang lebih tinggi daripada senyawa non polar yang bobot atau beratnya bersamaan. Secara terbatas diketahui bahwa keton serta aldehid bias mengsolvasi suatu ion. Aldehid dan keton ini merupakan senyawa yang tersusun dan terdiri atas unsur-unsur atom oksigen maupun hydrogen. Dimana keduanya dapat dihasilkan dari proses oksidasi aldehid yang berasal dari alcohol primer, sedangkan keton dari alcohol sekunder (Ismail, 2013).
Formaldehida suatu gas yang tidak memiliki warna dan mudah larut dalam pelarut air. Larutan 40 persen dalam air itu dinamakan formalin yang dapat dimanfaatkan sebagai antiseptic. Baik polimer dan formaldehida dapat dipergunakan sebagai antiseptic dan juga inteksida. Aldehida adalah suatu bahan yang paling penting dan utama yang dipergunakan dalam proses pembuatan suatu asam asetat (Arsyad, 2010).
Uji tollens adalah salah satu dari pengujian unsur yang digunakan agar dapat membedakan mana yang termasuk kedalam senyawa aldehid dan keton atau tidak. Selain dengan uji tollens bias juga dipergunakan dengan menggunakan uji fehling. Dimana aldehid akan lebih mudah untuk dioksidasi dibandingkan dengan keton. Yang mana nanti akan diperoleh asam dengan jumlah karbo(C) yang sama (Hart, 2016).
Bahaya yang disebabkan oleh aldehid sendiri adalah efek toksik. Potensi dari efek toksik aldehida biasanya ada pada penumpukan gugus karbonilnya pada tubuh. efek ini nantinya akan berambat pada penyakit seperti; penyakit hati, teratogenistar, diabetes, hipertensi, neurogenerative maupun penyakit penuaan lainnya. Keton sendiri bisa dan banyak dipergunakan dalam industry parfum karena baunya yang wangi. Aseton adalah keton yang paling sederhana. Aseton pada umumnya itu dimanfaatkan sebagai pelarut dibidang industry seperti untuk pembuatan cat atau pernis. Dimana zat tersebut merupakan bahan baku atau bahan Utama dalam penghapusan cat kuku (Petrucci, 2006).
Aldehid dan keton ialah sebuah grup dari gugus yang mengandung gugus karbonil yang berasal dari senyawa organik. Aldehid dan keton adalah salah satu dari banyak anggota senyawa organic yang memiliki unsur gugus karbonil. Suatu karbon karbonil memiliki dua gugus alkil dan satu atom hydrogen yang berikatan pada atom karbon itu (Hadyana, 2012).
Gugus karbonil itu mempunyai sifat yang unik. Dimana sifat yang unik tersebut dapat mempengaruhi sifat fisika aldehida dan keton. Karena ia termasuk dalam senyawa yang polar sehingga mengakibatkan adanya sebuah gaya, yaitu gaya dipol-dipolnantar molekul. Dimana aldehid dan keton ini sangat gampang mengalami didihan dan panas pada temperature yang lebih tinggi daripada senyawa non polar yang bobot atau beratnya bersamaan. Secara terbatas diketahui bahwa keton serta aldehid bias mengsolvasi suatu ion. Aldehid dan keton ini merupakan senyawa yang tersusun dan terdiri atas unsur-unsur atom oksigen maupun hydrogen. Dimana keduanya dapat dihasilkan dari proses oksidasi aldehid yang berasal dari alcohol primer, sedangkan keton dari alcohol sekunder (Ismail, 2013).
Formaldehida suatu gas yang tidak memiliki warna dan mudah larut dalam pelarut air. Larutan 40 persen dalam air itu dinamakan formalin yang dapat dimanfaatkan sebagai antiseptic. Baik polimer dan formaldehida dapat dipergunakan sebagai antiseptic dan juga inteksida. Aldehida adalah suatu bahan yang paling penting dan utama yang dipergunakan dalam proses pembuatan suatu asam asetat (Arsyad, 2010).
Uji tollens adalah salah satu dari pengujian unsur yang digunakan agar dapat membedakan mana yang termasuk kedalam senyawa aldehid dan keton atau tidak. Selain dengan uji tollens bias juga dipergunakan dengan menggunakan uji fehling. Dimana aldehid akan lebih mudah untuk dioksidasi dibandingkan dengan keton. Yang mana nanti akan diperoleh asam dengan jumlah karbo(C) yang sama (Hart, 2016).
Bahaya yang disebabkan oleh aldehid sendiri adalah efek toksik. Potensi dari efek toksik aldehida biasanya ada pada penumpukan gugus karbonilnya pada tubuh. efek ini nantinya akan berambat pada penyakit seperti; penyakit hati, teratogenistar, diabetes, hipertensi, neurogenerative maupun penyakit penuaan lainnya. Keton sendiri bisa dan banyak dipergunakan dalam industry parfum karena baunya yang wangi. Aseton adalah keton yang paling sederhana. Aseton pada umumnya itu dimanfaatkan sebagai pelarut dibidang industry seperti untuk pembuatan cat atau pernis. Dimana zat tersebut merupakan bahan baku atau bahan Utama dalam penghapusan cat kuku (Petrucci, 2006).
V. Alat dan Bahan
5.1 Alat
1. Tabung Reaksi
2. Penangas air
3. Gelas ukur
4. Gelas Kimia
5. Corong bunchner
6. Tabung reaksi besar
5.2 Bahan
1. NaOh 5%
2. Benzalehid
3. Aseton
4. Siklo Heksanon
5. Aquades
6. Etanol
7. HCl pekat
8. Fenil hidrazil
9. Asetal dehid
10. Kalium Iodida
11. Perak nitrat 5%
12. Amonium hidraksida 2%
VI. Prosedur Kerja
6.1 Uji Cermin Kaca, Tollens
a. Disiapkan 4 tabung reaksi berisi pereaksi Tollens
b. Cara membuat pereaksi tollens yaitu disiapkan tabung reaksi yang bersih dimasukkan 2 ml larutan perak nitrat 5% ditambahkan 2 tetes larutan NaOH 5%, ditambahkan larutan ammonium hidroksida tetes demi tetes sambil diaduk secukupnya saja supaya larut . Pengujian akan gagal jikalau terlalu banyak ammonia yang ditmbahkan
c. Diuji benzaldehid, aseton, sikloheksanon dan formalin dengan ditambahkan 2 tetes bahan tersebut ke tabung yang akan diuji
d. Diaduk campuran
e. Didiamkan selama 10 menit
6.1 Uji Cermin Kaca, Tollens
a. Disiapkan 4 tabung reaksi berisi pereaksi Tollens
b. Cara membuat pereaksi tollens yaitu disiapkan tabung reaksi yang bersih dimasukkan 2 ml larutan perak nitrat 5% ditambahkan 2 tetes larutan NaOH 5%, ditambahkan larutan ammonium hidroksida tetes demi tetes sambil diaduk secukupnya saja supaya larut . Pengujian akan gagal jikalau terlalu banyak ammonia yang ditmbahkan
c. Diuji benzaldehid, aseton, sikloheksanon dan formalin dengan ditambahkan 2 tetes bahan tersebut ke tabung yang akan diuji
d. Diaduk campuran
e. Didiamkan selama 10 menit
f. Bila tidak
terjadi reaksi, dipanaskan tabung dalam penangas air selama 5 menit
g. Diamati apa yang
terjadi
a. Dimasukkan masing-masing ke 4 tabung 5 ml pereaksi Benedict
b. Cara membuat pereaksi benedict adalah dilarutkan Natrium sitrat 173 gr dan ditambah 100 gr natriu karbonat dalam 750 ml aquadest, diaduk dan disaring lalu kedalam filtrate ditambah perlahan larutan 17,3 CuSO4.5H2O dalam 100 ml air, diencerkan hingga volum total 1 L, atau 5 ml pereaksi fehling yang masih fresh(cara membuat: larutan A = 69 gr CuSO4.5H2O dalam 1 L air suling.
c. Dilarutkan didalam NaOH 10% larutan B = 346
gr natrium kalium tartrat atau garam Rochelle , artinya
pereaksi Fehling A dan B sama banyak baru dicampur.
d. Ditambahkan kedalam masing-masing
tabung beberapa tetes bahan yang akan diuji
e. ditempatkan tabung
reaksi dalam air mendidih selama 10-15 menit. Diuji formaldehid,
n-heptanaldehid, aseton, dan sikloheksanon.
a. Dimasukkan 5 ml
larutan NaHSO3 jenuh ke Erlenmeyer 50 ml
b. Didinginkan dalam air
es
c. Ditambahkan 2,5 ml aseton tetes demi tetes sambil diaduk.
d. Ditambahkan 10 ml etanol untuk kristalisasi setelah 5 menit lalu disaring Kristal dengan
corong Hirsch.
e. Diamati apa yang
terjadi jika diteteskan beberapa tetes HCL pekat
a. Dimasukkan 5 ml
fenilhidrazin dalam tabung reaksi besar
b, Ditambahkan 10 ml tetes bahan yang
akan diuji
c. Ditutup tabung
reaksi dan diguncangkan dengan kuat selama 1-2 menit hingga mengkristal.
c. Disaring Kristal
dengan corong Hirsch, dicuci dengan sedikit air dingin dan rekristalisasi
dengan sedikit methanol dan etanol
d. Dikeringkan dan ditentukan titik lelehnya. Dilakukan
pengujian terhadap benzaldehid dan sikloheksanon.
e. Dengan cara yang
sama, gunakan 2,4-dinitrofenilhidrazin
f. Dibuat turunan
benzaldehid dan sikloheksanon dan ditentuka titik lelehnya.
a. Dilarutkan 1 gr
hidroksilamin HCL dan 1,5 gr natrium asetat trihidtar didalam 4 ml air, didalam
Erlenmeyer 50 ml
b.Dipanaskan sampai 35ºC
c. Ditambahkan sikloheksanon tutup labu
d. Digoncangkan selama 1-2 menit, pada waktu mana zat padat sikloheksanin-oksim
akan terbentuk.
e. Didinginkan labu
dalam lemari es, saring Kristal dengan corong Hirsch, cuci dengan 2 ml air es,
dikeringkan dan ditentukan titik lelehnya.
a. Ditambahkan 5
tetes aseton dalam 3 ml larutan NaOH 5%
b. Ditambahkan sekitar 10 ml larutan
iodium iodide. Cara
pembuatannya dilarutkan 25 gr iodium di dalam larutan 50 gr kalium iodide dalam
200 ml air.
c. Digocang sampai
warna coklat tidak hilang lagi. Iodoform yang berwarna kuning akan mengendap
dan baunya khas.
d. Diuji pada
isopropanol, 2-pentanon dan 3 pentanon.
a. Ditambahkan 0,5
ml asetaldehid ke 4 ml larutan NaOH 1%
b. Digoncangkan dan dicatat baunya(sisa
asetaldehid).
c. Dididihkan campuran reaksi selama 3 menit
d. Dicatat hati-hati bau
tengik dari krotomaldehid.
e. Disusunlah peralatan
untuk merefluks. Didalam labu 50 ml tempatkan ml etanol, 1 ml aseton, 2 ml
benzaldehid dan 5 ml larutan NaOH 5%.
f. Direfluks campuran salama 5 menit.
g.Didinginkan
labu dan dikumpulkan Kristal denga corong bunchner. Bisa direkristalisasi dengan
etanol
h. Ditentukan titik
lelehnya
Adapun pemasalahan yang didapat dari vidio yaitu :
1. Pada uji fehling A mengapa setiap sampel dimasukkan kedalam water bath selama 10 menit ? (vidio 1)
2. Mengapa saat aseton dipanaskan tidak ada perubahan yang terjadi? apa penyebabnya? (vidio 2)
3. Mengapa ketika senyawa X dicampurkan dengan fehli A dan B yang tadinya bitu tua berubah menjadi warna agak keorange an saat dipanaskan? (Vidio 2)