JURNAL PRAKTIKUM
“PEMBUATAN SIKLOHEKSANON”
JURNAL PRAKTIKUM
“PEMBUATAN SIKLOHEKSANON”
DI SUSUN OLEH :
SRI OKTIKA DHIJAH GULTOM
(A1C118085)
DOSEN PENGAMPU :
Dr. Drs. SYAMSURIZAL, M.Pd
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA
JURUSAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS JAMBI
2020
PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK I
Percobaan VII
I. Judul : Pembuatan Sikloheksanon
II. Hari, tanggal : Rabu, 21 April 2020
III. Tujuan :
Adapun tujuan dilakukannya praktikum ini adalah :
1. Dapat melakukan oksidasi alkohol sekunder alisiklik
2. Dapat memahami bahwa tidak hanya alkohol sekunder alifatis biasa saja yang dapat dioksidasi tetapi juga alkohol sekunder alifatik
IV. Landasan Teori
Alkohol tersier tidak bisa dioksidasi. Oksidator yang murni dapat digunakan dalam eksperimen di laboratorium yaitu asam kromat H2CrO4(yang berasal dari turunan kalium dikromat K2Cr2O7 dalam keadaan asam kuat dan kromat anhidrat). CrO3 keduanya mengandung Cr6+. Alkohol memiliki kecepatan reaksi yang lain daripada yang lain terhadap temperatur reagent tertentu. Bahkan sangat berbeda dari segi perolehan hasilnya tergantung pada jenis alkoholnya (Parastyo, 2010).
Etana bisa didapatkan dari suatu reaksi dehidrasi alkohol dengan menggunakan H2SO4 atau P2O5 sebagai dehidrator.
Jika digunakan alkohol dalam temperatur tinggi maka akan terjadi reaksi dehidrasi. Dimana nanti akan diperoleh hasil alkohol 3º> alkohol 2º> alkohol 1º
Contoh :
Menurut Syukri (2008) Beberapa sifat-sifat fisis alkana diantaranya :
lMerupakan senyawa yang nonpolar
l(Ci-Ca) merupakan senyawa rendah dan suhu kamar berupa gas yang tidak berguna
lSenyawa Cs dan derethomolog yang tinggi itu berupa cairan yang mudah menguap
lMemilki titik didih yang lebih rendah dibandingkan senyawa organik lain dengan berat molekul yang hampir menyerupai
Etanol yang hendak dipanaskan bersamaan dengan asam sulfat berlebihan pada suhu 170ºC. Gas-gas yang didapat akan dilalui kedalam larutan natrium hidroksida untuk menghilangkan berdasarkan reaksinya Etana akan berkumpul di atas air. Asam sulfat pekan adalah suatu katalis. Sebuah katalis biasanya dituliskan di atas tanda panah bukan diseblah kiri maupun kanan dari suatu reaksi. Dehidrasi Sikloheksanol menjadi sikloheksana, yang merupakan proses pemisahan yang sangat pokok dan umum digunakan untuk menggambarkan bagaimana pembentukan maupun pemurnian dari sebuatu produk cair (Petrucci, 2006).
Pada suatu reaksi kimia organik, tidaklah gampang untuk menentukan serta memastikan apakah sebuah atom karbon itu memperoleh atau kehilangan elektron. Namun, baik oksidasi atau reduksi senyawa organik adalah reaksi-reaksi yang biasa. Ada aturan sederhana untuk menentukan apakah senyawa organik tersebut dioksidasi maupun direduksi(Fessenden, 1986).
V. Alat dan Bahan
5.1 Alat
1. Gelas Kimia 200 ml
2. Erlenmeyer 250 ml
3. Labu Bundar 250 ml dan 500 ml
4. Alat Destilasi
5. Corong
6. Penangas Udara
5.2 Bahan
1. Kalium Dikromat 20,5 g
2. Asam Sulfat Pekat 18 g (10 ml)
3. Sikloheksanol 10 g (10,5 ml)
4. Petrolium Eter 12 ml
5. Magnesium Sulfat Anhidrat
VI. Prosedur Kerja
1. Dilarutkan 20,5 gr kalium dikromat dengan 100 ml dalam gelas kimia 200 ml.
2. Ditambahkan dengan hati-hati 18 gr(10 ml) asam sulfat pekat,
3. Didinginkan campuran ini sampai 30ºC.
4. Dimasukkan 10 gr(10,5 ml) sikloheksanol p.a dalam Erlenmeyer atau labu bundar 250 ml
5. Ditambahkan larutan dikromat sedikit demi sedikit.
6. Digoncangkan labu sampai campuran reaksi bisa tercampur dengan baik dan diamati suhu campuran.
7. Didinginkan bagian luar labu dalam air dingin atau dibawah pancaran air kran saat suhunya 55ºC.
8. Diatur pendinginan supaya suhu tidak melebihi 60ºC, didinginkan selama setengah jam, sambil sesekali di goncangkan.
9. Dipindahkan campuran reaksi ke dalam labu bundar 500 ml, ditambahkan 100 ml air.
10. Dipasang pendingin untuk destilasi. Sampai diperoleh kira-kira 65 ml destilat 2 lapisan(lapisan air dan sikloheksanol).
11. Dijenuhkan campuran reaksi dengan garam NaCl(bersih) kira-kira diperlukan 13 gr kemudian dipisahkan lapisan sikloheksanon(atas). Diekstraksi lapisan air dengan 3 gr natrium atau magnesium sulfat anhidrat.
12. Disaring larutan kering ke dalam destilasi kecil, dikeluarkan pelarutnya dengan cara destilasi diatas penangas air(tanpa api)
13. Didestilasi residu sikloheksanon diatas penangas udara atau diatas kasa berasbes.
14. Dikumpulkan fraksi didih 154-156ºC.
15. Ditentukan pula indeks biasnya.
16. Hasil percobaan sekita 6,3 gr.
17. Dihitung rendemen praktis dan rendemen teoritis.
Link Vidio :
https://youtu.be/PKsWgJdvLec
Permasalahan :
1. Jika pada percobaan dilakukan dalam keadaan asam, maka katalis yg digunakan juga harus asam. Apa fungsi katalis pada percobaan tersebut selain untuk mempercepat laju reaksi?
2. Produk hasil reaksi eliminasi sikloheksanol adalah sikloheksena. Mengapa sikloheksena yang pertama kali menetes sebagai destilat bukan sikloheksanol ?
3. Pembuatan sikloheksanon adalah contoh oksidasi alkohol sekunder alisiklik menjadi keton alisiklik dengan oksidator K2CrO7. Mengapa alkohol mempunyai kecepatan reaksi yang berbeda-beda terhadap suatu reagent tertentu?
DI SUSUN OLEH :
SRI OKTIKA DHIJAH GULTOM
Dr. Drs. SYAMSURIZAL, M.Pd
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA
JURUSAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS JAMBI
2020
SRI OKTIKA DHIJAH GULTOM
(A1C118085)
DOSEN PENGAMPU :Dr. Drs. SYAMSURIZAL, M.Pd
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA
JURUSAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS JAMBI
2020
PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK I
Percobaan VII
I. Judul : Pembuatan Sikloheksanon
II. Hari, tanggal : Rabu, 21 April 2020
III. Tujuan :
Adapun tujuan dilakukannya praktikum ini adalah :
1. Dapat melakukan oksidasi alkohol sekunder alisiklik
2. Dapat memahami bahwa tidak hanya alkohol sekunder alifatis biasa saja yang dapat dioksidasi tetapi juga alkohol sekunder alifatik
IV. Landasan Teori
Alkohol tersier tidak bisa dioksidasi. Oksidator yang murni dapat digunakan dalam eksperimen di laboratorium yaitu asam kromat H2CrO4(yang berasal dari turunan kalium dikromat K2Cr2O7 dalam keadaan asam kuat dan kromat anhidrat). CrO3 keduanya mengandung Cr6+. Alkohol memiliki kecepatan reaksi yang lain daripada yang lain terhadap temperatur reagent tertentu. Bahkan sangat berbeda dari segi perolehan hasilnya tergantung pada jenis alkoholnya (Parastyo, 2010).
Etana bisa didapatkan dari suatu reaksi dehidrasi alkohol dengan menggunakan H2SO4 atau P2O5 sebagai dehidrator.
Jika digunakan alkohol dalam temperatur tinggi maka akan terjadi reaksi dehidrasi. Dimana nanti akan diperoleh hasil alkohol 3º> alkohol 2º> alkohol 1º
Contoh :
Menurut Syukri (2008) Beberapa sifat-sifat fisis alkana diantaranya :
lMerupakan senyawa yang nonpolar
l(Ci-Ca) merupakan senyawa rendah dan suhu kamar berupa gas yang tidak berguna
lSenyawa Cs dan derethomolog yang tinggi itu berupa cairan yang mudah menguap
lMemilki titik didih yang lebih rendah dibandingkan senyawa organik lain dengan berat molekul yang hampir menyerupai
Etanol yang hendak dipanaskan bersamaan dengan asam sulfat berlebihan pada suhu 170ºC. Gas-gas yang didapat akan dilalui kedalam larutan natrium hidroksida untuk menghilangkan berdasarkan reaksinya Etana akan berkumpul di atas air. Asam sulfat pekan adalah suatu katalis. Sebuah katalis biasanya dituliskan di atas tanda panah bukan diseblah kiri maupun kanan dari suatu reaksi. Dehidrasi Sikloheksanol menjadi sikloheksana, yang merupakan proses pemisahan yang sangat pokok dan umum digunakan untuk menggambarkan bagaimana pembentukan maupun pemurnian dari sebuatu produk cair (Petrucci, 2006).
Pada suatu reaksi kimia organik, tidaklah gampang untuk menentukan serta memastikan apakah sebuah atom karbon itu memperoleh atau kehilangan elektron. Namun, baik oksidasi atau reduksi senyawa organik adalah reaksi-reaksi yang biasa. Ada aturan sederhana untuk menentukan apakah senyawa organik tersebut dioksidasi maupun direduksi(Fessenden, 1986).
V. Alat dan Bahan
5.1 Alat
1. Gelas Kimia 200 ml
2. Erlenmeyer 250 ml
3. Labu Bundar 250 ml dan 500 ml
4. Alat Destilasi
5. Corong
6. Penangas Udara
5.2 Bahan
1. Kalium Dikromat 20,5 g
2. Asam Sulfat Pekat 18 g (10 ml)
3. Sikloheksanol 10 g (10,5 ml)
4. Petrolium Eter 12 ml
5. Magnesium Sulfat Anhidrat
VI. Prosedur Kerja
1. Dilarutkan 20,5 gr kalium dikromat dengan 100 ml dalam gelas kimia 200 ml.
2. Ditambahkan dengan hati-hati 18 gr(10 ml) asam sulfat pekat,
3. Didinginkan campuran ini sampai 30ºC.
4. Dimasukkan 10 gr(10,5 ml) sikloheksanol p.a dalam Erlenmeyer atau labu bundar 250 ml
5. Ditambahkan larutan dikromat sedikit demi sedikit.
6. Digoncangkan labu sampai campuran reaksi bisa tercampur dengan baik dan diamati suhu campuran.
7. Didinginkan bagian luar labu dalam air dingin atau dibawah pancaran air kran saat suhunya 55ºC.
8. Diatur pendinginan supaya suhu tidak melebihi 60ºC, didinginkan selama setengah jam, sambil sesekali di goncangkan.
9. Dipindahkan campuran reaksi ke dalam labu bundar 500 ml, ditambahkan 100 ml air.
10. Dipasang pendingin untuk destilasi. Sampai diperoleh kira-kira 65 ml destilat 2 lapisan(lapisan air dan sikloheksanol).
11. Dijenuhkan campuran reaksi dengan garam NaCl(bersih) kira-kira diperlukan 13 gr kemudian dipisahkan lapisan sikloheksanon(atas). Diekstraksi lapisan air dengan 3 gr natrium atau magnesium sulfat anhidrat.
12. Disaring larutan kering ke dalam destilasi kecil, dikeluarkan pelarutnya dengan cara destilasi diatas penangas air(tanpa api)
13. Didestilasi residu sikloheksanon diatas penangas udara atau diatas kasa berasbes.
14. Dikumpulkan fraksi didih 154-156ºC.
15. Ditentukan pula indeks biasnya.
16. Hasil percobaan sekita 6,3 gr.
17. Dihitung rendemen praktis dan rendemen teoritis.
Link Vidio :
https://youtu.be/PKsWgJdvLec
Permasalahan :
1. Jika pada percobaan dilakukan dalam keadaan asam, maka katalis yg digunakan juga harus asam. Apa fungsi katalis pada percobaan tersebut selain untuk mempercepat laju reaksi?
2. Produk hasil reaksi eliminasi sikloheksanol adalah sikloheksena. Mengapa sikloheksena yang pertama kali menetes sebagai destilat bukan sikloheksanol ?
3. Pembuatan sikloheksanon adalah contoh oksidasi alkohol sekunder alisiklik menjadi keton alisiklik dengan oksidator K2CrO7. Mengapa alkohol mempunyai kecepatan reaksi yang berbeda-beda terhadap suatu reagent tertentu?
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapusKomentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapusPerkenalkan Saya Rahmadansah Nim A1C118066, disini saya akan membantu menjawab permasalahan nomor 1, dari jurnal yang saya baca, fungsi katalis pada percobaan ini selain sebagai mempercepat laju reaksi adalah sebagai berikut:
BalasHapus1. Katalis Menurunkan energi aktivasi dimana katalis tidak menurunkan produk hasil reaksi melainkan menurunkan reaktannya.
2. Katalis merubah mekanisme reaksi dengan menyediakan tahapan reaksi menyebabkan energi aktivasi rendah.
3. Katalis hanya fokus pada satu reaksi tertentu,yang mana percobaan ini adalah sikloheksanol.
4. Katalis disini juga berfungsi sebagai mempermudah melihat perubahan reaksi kimia yang diberikan (melalui perubahan warna dan suhu).
5. Katalis berfungsi menyediakan situs aktif untuk mempertemukan reaktan-reaktan serta menyumbangkan tenaga dalam bentuk panas sehingga akan memudahkan molekul reaktan untuk melewati tenaga pengaktifan. Terima kasih
Assalamualaikum. Saya Isnaini Puji Rahayu (A1C118020) akan menjawab pertanyaan nomor 2. Proses destilasi dilakukan berdasarkan kecepatan menguap atau kemudahan menguap suatu zat. Apabila suatu zat memiliki titik didih yang rendah maka semakin cepat pula ia menguap. Nah, antara sikloheksena dan sikloheksanol, yang memiliki titik didih yang lebih rendah adalah sikloheksena sehingga ia menguap terlebih dahulu dan akan menetes menjadi destilat
BalasHapusKomentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapusHai Tika, saya Paulina (062) akan mencoba menjawab no 3 jadi alkohol memiliki kecepatan berbeda-beda itu karena dari hasil yang di peroleh memiliki kecepatan yang berbeda
BalasHapus