JURNAL PRAKTIKUM
“PEMURNIAN ZAT PADAT”
JURNAL PRAKTIKUM
“PEMURNIAN ZAT PADAT”
DI SUSUN OLEH :
SRI OKTIKA DHIJAH GULTOM
(A1C118085)
DOSEN PENGAMPU :
Dr. Drs. SYAMSURIZAL, M.Pd
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA
JURUSAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS JAMBI
2020
PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK I
Percobaan III
I. Judul : Pemurnian Zat Padat
II. Hari/Tanggal : Rabu, 26 Februari 2020
III. Tujuan Pecobaan : Adapun tujuan dari percobaan ini yaitu:
1. Dapat melakukan kristalisasi dengan baik
2. Dapat memilih pelarut sesuai untuk rekristalisasi
3. Dapat menjernihkan dan menghilangkan warna larutan
4. Dapat memisahkan dan memurnikan campuran dengan rekristalisasi
IV. Landasan Teori
Pada dasarnya zat padat memiliki titik lebur yang tajam (rentang suhunya kecil). Dalam rentang suhu yang besar zat padat amorf akan melunak. Partikel zat padatyang ada pada amorf ini sulit dipelajari karena tidak teratur. Oleh karena itu, yang dibahas hanyalah tentang kristal saja. Isomorfik (sama bentuk) merupakan dua zat yang mempunyai struktur kristal yang mirip dan serupa. Contohnya yaitu NaF dengan MgO, K2SO4 dengan K2SeO4 dan Cr2O3 dengan Fe2O3. Isomorfik ini tidak bisa mengalami pengkristalan secara homogen secara bersama (Syukri, 2006).
Reksistalisasi merupakan suatu teknik pemurnian zat padat diamana zat padat dilarutkan dalam pelarut saat suhunya diperbesar. Karena konsentrasi zat yang dimurnikan biasanya lebih besar dari konsentrasi total impuriti. Akan tetapi konsentrasi impuriti dalam keadaan dingin konsentrasinya rendah, dan saat dalam larutan sementara yang konsentasinya tinggi akan mengendap (Arsyad, 2008).
Pada kristal yang ada pengotornya terdiri atas 2 macam yaitu yaitu pengotor yang terdapat diatas permukaan kristal dan didalam kristal. Pengotor yang berada diatas permukaan berasal dari larutan yang terbawa saat pemisahan zat padatan . Dapat dipisahkan dengan pencucian cairan yang memiliki sifat dapat melarutkan pengotor bukan melarutkan padatan kristalnya. Cairan yang memenuhi persyaratan tersebut adalah larutan jenuh dari kristal yang akan dicuci atau bias juga digunakan pelarut (Puguh, 2009).
Kemudahan suatu endapan bisa atau tidak disaring itu akan bergantung kepada stuktur dari morfologi endapan sendiri, yaitu ukuran dan bentuk kristalnya. Semakin mudah suatu endapan itu dapat disaring itu karena semakin besarnya kristal yang terbentuk selama proses berlangsungnya pengendapan dan makin cepat pula kristal itu akan turun keluar dari larutan dalam proses penyaringan. Bentuk kristal sangat penting. Struktur sederhana seperti kubus, okta hedrat atau jarum-jarum dan mudah dicuci setelah penyaringan. Kristal dengan struktur yang kompleks dan mengandung lekuk dan lubang akan menahan cairan induk (mother liquid) bahkan setelah dicuci dengan seksena (Svehla, 2005).
Pemurnian zat padat yang telah bercampur dengan zat pengotor dapat dilakukan dengan menggunakan suatu teknik khusus. Yaitu dengan cara mengidentifikasi zat yang akan dimurnikan, baik sifat fisik maupun kimianya. Sebelum melakukan percobaan praktikan harus mengerti tentang sifat fisik maupun sifat kimianya karena hal tersebut merupakan syarat keberhasilan dalam pemisahan dan pemurnian zat padat termasuk kecenderungan dari zat dapat larut dalam pelarut ( Syamsurizal, 2019 ).
V. Alat dan Bahan
5.1. Alat
1. Gelas kimia 100ml
2. Corong Buncher saring
3. Cawan penguap
4. Kertas saring
5. Gelas wool
6. Pembakar Bunsen
7. Kawat kasa
8. Kaki tiga
5.2. Bahan
1. Air suling
2. Asam benzoate
3. Air panas
4. Naftalen
VI. Prosedur Kerja
DI SUSUN OLEH :
SRI OKTIKA DHIJAH GULTOM
(A1C118085)
DOSEN PENGAMPU :
Dr. Drs. SYAMSURIZAL, M.Pd
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA
JURUSAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS JAMBI
2020
SRI OKTIKA DHIJAH GULTOM
(A1C118085)
DOSEN PENGAMPU :
Dr. Drs. SYAMSURIZAL, M.Pd
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA
JURUSAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS JAMBI
2020
PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK I
Percobaan III
I. Judul : Pemurnian Zat Padat
II. Hari/Tanggal : Rabu, 26 Februari 2020
III. Tujuan Pecobaan : Adapun tujuan dari percobaan ini yaitu:
1. Dapat melakukan kristalisasi dengan baik
2. Dapat memilih pelarut sesuai untuk rekristalisasi
3. Dapat menjernihkan dan menghilangkan warna larutan
4. Dapat memisahkan dan memurnikan campuran dengan rekristalisasi
IV. Landasan Teori
Pada dasarnya zat padat memiliki titik lebur yang tajam (rentang suhunya kecil). Dalam rentang suhu yang besar zat padat amorf akan melunak. Partikel zat padatyang ada pada amorf ini sulit dipelajari karena tidak teratur. Oleh karena itu, yang dibahas hanyalah tentang kristal saja. Isomorfik (sama bentuk) merupakan dua zat yang mempunyai struktur kristal yang mirip dan serupa. Contohnya yaitu NaF dengan MgO, K2SO4 dengan K2SeO4 dan Cr2O3 dengan Fe2O3. Isomorfik ini tidak bisa mengalami pengkristalan secara homogen secara bersama (Syukri, 2006).
Reksistalisasi merupakan suatu teknik pemurnian zat padat diamana zat padat dilarutkan dalam pelarut saat suhunya diperbesar. Karena konsentrasi zat yang dimurnikan biasanya lebih besar dari konsentrasi total impuriti. Akan tetapi konsentrasi impuriti dalam keadaan dingin konsentrasinya rendah, dan saat dalam larutan sementara yang konsentasinya tinggi akan mengendap (Arsyad, 2008).
Pada kristal yang ada pengotornya terdiri atas 2 macam yaitu yaitu pengotor yang terdapat diatas permukaan kristal dan didalam kristal. Pengotor yang berada diatas permukaan berasal dari larutan yang terbawa saat pemisahan zat padatan . Dapat dipisahkan dengan pencucian cairan yang memiliki sifat dapat melarutkan pengotor bukan melarutkan padatan kristalnya. Cairan yang memenuhi persyaratan tersebut adalah larutan jenuh dari kristal yang akan dicuci atau bias juga digunakan pelarut (Puguh, 2009).
Kemudahan suatu endapan bisa atau tidak disaring itu akan bergantung kepada stuktur dari morfologi endapan sendiri, yaitu ukuran dan bentuk kristalnya. Semakin mudah suatu endapan itu dapat disaring itu karena semakin besarnya kristal yang terbentuk selama proses berlangsungnya pengendapan dan makin cepat pula kristal itu akan turun keluar dari larutan dalam proses penyaringan. Bentuk kristal sangat penting. Struktur sederhana seperti kubus, okta hedrat atau jarum-jarum dan mudah dicuci setelah penyaringan. Kristal dengan struktur yang kompleks dan mengandung lekuk dan lubang akan menahan cairan induk (mother liquid) bahkan setelah dicuci dengan seksena (Svehla, 2005).
Pemurnian zat padat yang telah bercampur dengan zat pengotor dapat dilakukan dengan menggunakan suatu teknik khusus. Yaitu dengan cara mengidentifikasi zat yang akan dimurnikan, baik sifat fisik maupun kimianya. Sebelum melakukan percobaan praktikan harus mengerti tentang sifat fisik maupun sifat kimianya karena hal tersebut merupakan syarat keberhasilan dalam pemisahan dan pemurnian zat padat termasuk kecenderungan dari zat dapat larut dalam pelarut ( Syamsurizal, 2019 ).
Pemurnian zat padat yang telah bercampur dengan zat pengotor dapat dilakukan dengan menggunakan suatu teknik khusus. Yaitu dengan cara mengidentifikasi zat yang akan dimurnikan, baik sifat fisik maupun kimianya. Sebelum melakukan percobaan praktikan harus mengerti tentang sifat fisik maupun sifat kimianya karena hal tersebut merupakan syarat keberhasilan dalam pemisahan dan pemurnian zat padat termasuk kecenderungan dari zat dapat larut dalam pelarut ( Syamsurizal, 2019 ).
V. Alat dan Bahan
5.1. Alat
1. Gelas kimia 100ml
2. Corong Buncher saring
3. Cawan penguap
4. Kertas saring
5. Gelas wool
6. Pembakar Bunsen
7. Kawat kasa
8. Kaki tiga
5.2. Bahan
1. Air suling
2. Asam benzoate
3. Air panas
4. Naftalen
VI. Prosedur Kerja
6.1 Prosedur percobaan rekristalisasi
1. Dituang 50 ml ai suling ke dalam gelas kimia 100ml, panaskan hingga timbul gelembung-gelembung
2. Dimasukkan 0,5 gram asam benzoate tercemar kedalam gelas kimia 100ml yang lain, tambahkan air panas tersebut sedikit demi sedikit sambil diaduk hingga larut semua
3. Saring campuran dalam keadaan panas dengan menggunakan corong buchner
4. Tampung filtratnya dalam gelas kimia dan siramlah endapan yang tersisa dengan air panas
5. Saring Kristal yang terbentuk dengan corong Buchner, lalu keringkan
6. Uji titik leleh dan bentuk kristalnya, bandingkan dengan data yang ada dalam hand book.
6.2 Sublimasi
1. Masukkan 1-2 gram naftalen tercemari ke dalam cawan penguap
2. Tutup permukaan cawan penguap dengan kertas saring yang telah dibuat lobang-lobang kecil
3. Sumbat corong dengan gelas wool atau kapas
4. Letakkan cawan tersebut di atas kasa dari pembakar, nyalakan api dan panaskan dengan nyala api kecil
5. Hentikan pembakaran setelah semua zat yang akan disublimasikan habis (lebih kurang 5 menit)
6. Kumpulkan zat yang ada pada kertas saring dan corong bila ada, ujilah tiitk leleh dan bentuk kristalnya, cocokkan dengan handbook.
link video :
Permasalahan :
1. Apa fungsi dicampurkannya tanah/pasir pada percobaan pemisahan tersebut ? (video 1)
2. Apa tujuan diletakkannya es batu diatas cawan petri pada video pemanasan tersebut? (video 1)
3. Mengapa pada gelas kimia 1 terdapat air, sedangkan digelas kimia 2 dan 3 tidak. Dan mengapa gelas kimia 2 dan 3 penguapannya tidak sempurna ? (video 2)
2. Apa tujuan diletakkannya es batu diatas cawan petri pada video pemanasan tersebut? (video 1)
3. Mengapa pada gelas kimia 1 terdapat air, sedangkan digelas kimia 2 dan 3 tidak. Dan mengapa gelas kimia 2 dan 3 penguapannya tidak sempurna ? (video 2)