Jurnal percobaan 1 praktikum Kimia Organik l
JURNAL 1 PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK I
KIMIA ORGANIK I
DISUSUN OLEH:
SRI OKTIKA DHIJAH GULTOM
(A1C118085)
DOSEN PENGAMPU
Dr. Drs. SYAMSURIZAL, M.Si
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA
JURUSAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS JAMBI
2020
2020
Percobaan I
I. Judul : Analisa Kualitatif Unsur-Unsur Zat Organik dan Penentuan Kelas Kelarutan
II. Hari/ Tanggal : Rabu, 29 Januari 2020
III. Tujuan : Adapun tujuan dari praktikum ini adalah :
a. Dapat memahami prinsip dasar dalam analisa kualitatif dalam kimia organik
b. Dapat memahami tahapan kerja analisa yang dimulai dengan unsur karbon, hidrogen, belerang, nitrogen, halogen dalam suatu senyawa
c. Dapat mencoba beberapa senyawa yang tidak diketahui untuk dianalisa.
IV. Landasan Teori :
Senyawa merupakan zat yang terdiri dari dua atau beberapa unsur yang dapat dipecah lagi menjadi unsur pembentuknya dengan reaksi kimia. Senyawa organik atau senyawa karbon adalah senyawa yang unsur materialnya terdiri atas atom karbon, hidrogen, oksigen, nitrogen, sulfur, halogen dan fosfor. Senyawa organik adalah golongan besar dari senyawa kimia yang molekulnya mengandung karbida, karbonat, dan oksida karbon(Chang,2015).
Analisis kualitatif adalah suatu tahapan dalam meneliti keberadaan atau eksistensi suatu unsur kimia yang mana jumlah dan hasilnya tidak diketahui. Analisis kualitatif adalah suatu upaya yang paling ampuh dan efektif untuk mendalami baik kimia, unsur-unsurnya serta ion-ionnya dalam larutan. Dalam metode analisis kualitatif digunakan beberapa pereaksi diantaranya memakai pereaksi golongan dan pereaksi spesifik. Dimana terdapat ada 3 pendekatan analisis kualitatif yang dapat dilakukan yakni perbandingan antara dua retensi solut yang tidak diketahui dengan data retensi baku yang sesuai pada situasi dan kondisi yang sama (Fessenden, 2017).
Struktur organik ditandai adanya ikatan kovalen antara atom. Oleh sebab itu, reaksi kimia ditandai adanya pemutusan ikatan kovalen dan pembentukan ikatan kovalen yang baru. Tahapan ini memerlukan durasi bergantung pada situasi saat reaksi berlangsung. Analisa Kimia adalah penelitian yang bertujuan untuk mencari susunan persenyawaan atau campuran persenyawaan dalam perubahan molekul menjadi senyawa atau molekul lain (Petrucci, 2014).
Analisis unsur senyawa organik dilakukan dengan sejumlah massa tertentu dibakar dan karbondioksida dan air yang dihasilkan dijebak dalam absorben yang tepat dan pengikatan massa abserben disebabkan karena karbondioksida dan air yang diserap. Dari nilai itu jumlah karbon dan hidrogen ditentukan. Metode pembakaran telah dikenal sejak dulu. Metode ini digunakan oleh Lavoiser dan disempurnakan oleh Liebig untuk menentukan jumlah karbondioksida dan air dengan metode modern (Tedy, 2015).
Mengidentifikasi reaksi khusus senyawa yang mengandung C :H : O dapat dilakukan dengan metode analisis kualitatif. Analisis kualitatif adalah analisis untuk mengidentifikasi elemen, spesies serta zat dalam sampel. Dengan artian lain, analisis kualitatif yaitu cara untuk mengetahui ada atau tidaknya suatu sampel (Kiki, 2015).
V. Alat dan Bahan
5.1 Alat
1. Cawan porselin
2. Bunsen
3. Tabung reaksi pyrex
4. Kawat tembaga
5. Tabung reaksi
6. Kertas saring
7. Gelas kimia
8. Keping asben
9. Pipet tetes
5.2 Bahan
1. Serbuk CuO
2. Ca(OH)2
3. CCl4
4. HNO3 encer
5. AgNO3
6. Belerang
7. Pb-asetat 10%
8. Na-nitroprosida
9. FeSO4
10. FeCl3
11. KF
12. H2SO4
13. FeCl2
14. Aquades
15. HCN
16. H2S
17. HCl
18. NaHCO3
VI. PROSEDUR KERJA
6.1 Analisa Unsur
6.1.1 Karbon dan Hidrogen
1. Ditempatkan 1-2 gram serbuk CuO kering dalam cawan porselin.
2. Dikeringkan beberapa saat diatas pemanas bunsen.
3. Dicampurkan CuO hangat dengan sejumlah gula (lebih kurang 1/10 jumlah CuO).
4. Dipindahkan ke dalam tabung reaksi pyrex dengan dilengkapi sumbat dan pipa pengalir gas.
5. Disusun tabung pengalir gas, agar gas yang mengalir bisa masuk ke dalam tabung yang berisi 10 mL larutan Ca(OH)2
6. Dipanaskan dan diamati air yang mengembun didalam tabung reaksi.
6.1.2 Halogen
A. Tes Beilstein
1. Dipanaskan kawat tembaga sampai kemerah-merahan.
2. Didinginkan.
3. Ditetesi kawat dengan 2 tetes CCl4.
4. Dipijarkan kembali lalu diamati warna nyala.
B. Tes CaO
1. Dipanaskan CaO bebas halogen kedalam tabung reaksi besar sampai suhu tinggi.
2. Ditambahkan 2 tetes CCl4 ketika masih panas.
3. Setelah dingin, di didihkan 5-10 mL air suling.
4. Dituangkan kedalam gelas kimia 100 mL dan larutan HNO3 encer didalamnya (1 vol HNO3 pekat dalam 1 vol air suling).
5. Jika tidak didapat larutan jernih, disaring dengan kertas saring biasa.
6. Ditambahkan 2-3 mL larutan AgNO3 encer (5-10%).
7. Diamati yang terjadi.
6.1.3 Metode Leburan dengan Natrium
1. Ditempatkan tabung reaksi kecil (50 x 8 mm) dalam lubang kecil pada asbes sebagai pemegang.
2. Dimasukkan sebiji logam Na.
3. Dipanaskan hati-hati sampai meleleh dan uap Na bagian bawah tabung.
4. Dihentikan nyala api.
5. Ditambahkan hati-hati cuplikan yang mengandung Halogen, S dan N secepatnya.
6. Dipijarkan kembali tabung sampai membara (usahakan zat didalam tabung tidak terbakar).
7. Dimasukkan tabung yang masih membara kedalam gelas kimia 100 mL yang berisi 15 mL air suling.
8. Tabung akan segera pecah dan sedikit Na akan bereaksi dengan air.
9. Dihancurkan bagian sisa tabung dalam gelas kimia ketika reaksi sudah tenang
kembali.
10. Dididihkan diatas api.
11. Disaring dengan kertas saring biasa lalu gunakan larutan Lassaigne.
a) Belerang
1. Diasamkan 3 mL Larutan L dengan asam asetat.
2. Dididihkan dan diperiksa gas yang dihasilkan dengan kertas saring basah yang sudah ditetesi Pb-asetat 10%.
3. Diamati apa yang terjadi.
4. Pada Larutan L lainnya ditambahkan 1-2 tetes larutan Na-nitroprosida.
5. Diamati warna larutan yang terjadi.
b) Nitrogen
1. Dimasukkan 3 mL Larutan L kedalam gelas kimia.
2. Ditambahkan 5 tetes larutan FeSO4 yang baru, 1 tetes larutan FeCl3 dan 5 tetes larutan KF 10%.
3. Ditambahkan lebih kurang 1-2 mL larutan NaOH 10% sampai bersifat basa.
4. Dididihkan.
5. Jika belerang tidak ada, Didinginkan dan diasamkan dengan asam sulfat encer (20-25%).
6. Jika belerang ada, Ditambahkan pada Larutan L, 5 mL tetes FeSO4 yang masih baru, 1-2 mL larutan NaOH 105 sampai basa. Dipanaskan sampai mendidih. Disaring endapan FeS. Diasamkan dengan larutan H2SO4 encer (10-20%). Ditambahkan 5 tetes larutan KF 10% dan 1 tetes larutan FeCl3 untuk mendapatkan endapan biru.
c) Halogen
1. Diasamkan 3 mL Larutan L.
2. Ditambahkan larutan HNO3 encer (1 vol HNO3 pekat dalam 1 vol air).
3. Jika N dan S ada, di didihkan hati-hati 5-10 menit untuk menghilangkan HCN atau H2S yang mungkin terbentuk.
4. Ditambahkan 5 mL larutan AgNO3 encer (5-10%).
5. Dilanjutkan pendidihan beberapa menit.
6.2 Penentuan Kelas Kelarutan
6.2.1 Kelarutan dalam air
1. Dimasukkan lebih kurang 0,1 gram zat padat atau 3 tetes zat cair kedalam tabung reaksi besar.
2. Ditambahkan 3 mL air suling.
3. Dikocok kuat-kuat.
4. Bila hasil kelarutan (+) lakukan tes kelarutan dalam eter.
5. Bila hasil kelarutan (-) lanjutkan tes dengan pelarut lainnya.
6.2.2 Kelarutan dalam eter
1. Dilakukan hal yang sama dengan percobaan 6.2.1 dengan menambahkan 3 mL pelarut eter.
2. Bila hasilnya jernih artinya (+) larut dalam eter dan sebaliknya.
6.2.3 Kelarutan dalam NaOH 5%
1. Dilakukan hal yang sama dengan percobaan 6.2.1 dengan menambahkan 3 mL NaOH 5%.
2. Bila jernih berarti (+) dan Bila keruh berarti (-).
3. Jika terjadi keraguan, disaring campuran tadi dan filtratnya dinetralkan dengan HCl encer.
4. Jika keruh (+), maka lanjutkan dengan NaHCO3.
6.2.4 Kelarutan dalam NaHCO3
1. Dilakukan hal yang sama dengan percobaan 6.2.1 dengan menambahkan 3 mL larutan NaHCO3 5%.
2. Bila timbul gas CO2 hasilnya (+) dan sebaliknya.
6.2.5 Kelarutan dalam HCl
1. Dilakukan hal yang sama dengan percobaan 6.2.1 ditambahkan HCl 5%.
2. Dikocok dan diamati.
3. Bila jernih (+).
4. Jika meragukan campuran tersebut disaring dan filtratnya dinetralkan dengan larutan NaOH encer.
5. Bila larutan menjadi keruh hasilnya (+).
6.2.6 Kelarutan dalam H2SO4
1. Dilakukan hal yang sama dengan percobaan 6.2.1 ditambahkan 3 mL H2SO4 pekat.
2. Dikocok dengan hati-hati.
3. Bila jernih atau timbul panas atau perubahan warna (+).
6.2.7 Kelarutan dalam H3PO4 pekat
1. Dilakukan hal yang sama dengan percobaan 6.2.1 dengan menambahkan asam sulfat pekat.
2. Jika jernih artinya (+).
3. Dibuat tabel atau diagram hasil pengamatan kelarutan dan ambil
Video praktikum Analisa unsur
Permasalahan :
1. Apa yang mendasari terbentuknya karbondioksida pada pembakaran vidio diatas?
2. Pada vidio diatas mengapa tidak terjadi penguapan atau tidak terbentuk asap pada garam? Sedangkan glukosa dan kanji terbentuk uap
3. Apa tujuan digunakannya cawan porselen pada vidio tersebut?
Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh saya Hesti Nurmelis dengan NIM A1C118090 akan menjawab pertanyaan no 1. Hal yang mendasari terbentuknya karbondioksida pada reaksi pembakaran adalah karena semua zat organik mengadung unsur C, H dan O. Jadi pada saat pembakaran gula, gula tersebut akan berubah warnanya menjadi coklat kehitaman dimana warna coklat itu menandakan adanya unsur karbon. Semua pembakaran zat organik akan mengahasilkan CO2 dan H2O.
BalasHapusNama saya Fadillah Fatma dengan NIM A1C118092 ingin membantu menjawab permasalahan nomor 3.
BalasHapusSeperti yang kita ketahui, cawan porselen dapat digunakan untuk mereaksikan suatu zat dalam suhu yang tinggi. Oleh sebab itu didalam video tersebut ketika dilakukan proses pembakaran pada beberapa zat yang digunakan mereka memakai cawan porselen sebagai wadah.
Assalamualaikum warahmatullahi wabarokatuh
BalasHapusNama saya Ulul Azmi
NIM: A1C118068
saya ingin membantu menjawab nomor 2.pada pemanasan garam dihasilkan hasil yang cendrung bersifat tetap walau proses pemanasan dilakukan dalam waktu yang lama dibandingkat zat yg lainnya. dalam percobaan yang dilakukan dalam vidio tersebut garam hanya menghasilkan perubahan warna menjadi lebih putih. Garam yang di panaskan juga menghasilkan sisa. Ini menandakan bahwa garam tidak habis dalam pemanasan atau tidak menguap. Rumus struktur garam adalah NaCl atau sering disebut dengan Natrium klorida. dari data tersebut maka garam dapat digolongkan dalam senyawa anorganik, karena tidak habis dipanaskan dan unsur penyusunnya tidak mengandung Karbon dan Hidrogen yang saling berikatan.
Terimakasih semoga membantu;)