Selasa, 04 Februari 2020


LAPORAN PERCOBAAN 1
ANALISA KUALITATIF UNSUR - UNSUR ZAT ORGANIK DAN PENENTUAN KELAS KELARUTAN




        


        NAMA    : SRI OKTIKA DHIJAH GULTOM


NIM          : A1C118085





DOSEN PENGAMPU:


Dr. Syamsurizal., M.Si



PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA


JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN


UNIVERSITAS JAMBI





VII. DATA PENGAMATAN
7.1          Analisa Karbon
7.1.1        Penentuan Karbon dan Hidrogen

NO
LANGKAH KERJA

HASIL PENGAMATAN
1
Dimasukkan 1 gram CuO kering dan dipanaskan
Tidak terjadi perubahan apapun dan warnanya tetap hitam, CuO terlihat kering.
2
Ditambahkan gula (1/10 jumlah CuO)
CuO dan gula becampur dan meleleh
3
Dialirkan pipa kedalam tabung Ca(OH)2 , lalu dipanaskan.
Timbul uap air dan gas pada tabung yang kedua yang menandakan adanya Hidrogen dan Karbon. 


7.1.2        Penentuan Halogen
a)      Tes Boilstein
NO
LANGKAH KERJA

HASIL PENGAMATAN
1
Kawat Cu dipanaskan
Terjadi warna merah membara pada kawat tembaga
2
Ditetesi 2 tetes benzen, dan dipijarkan kembali dan dipanaskan 
Tidak terjadi apa-apa. Dipanaskan berwarna silver
  
b)      Tes CaO
NO
LANGKAH KERJA

HASIL PENGAMATAN
1
Dipanaskan CaO dan ditambahkan 2 tetes n-heksane
Cangkang telur menjadi hitam dan menimbulkan bau
2
Dididihkan dengan 5 – 10 ml air suling, dituangkan kedalam larutan HNO3 encer
Ketika didihkan warnanya menjadi keruh dan terdapat gelembung disekitar cangkang telur. Ditambah HNO3 encer menjadi jernih
3
Disaring dan ditambahkan 2-3 ml AgNO3 encer (jika tidak didapat larutan jernih)


7.1.3   Metoda Leburan dengan Natrium
a)        Belerang
NO
LANGKAH KERJA

HASIL PENGAMATAN
1
Diasamkan putih telur dengan HCl dan didihkan. Diperiksa gas yang dihasilkan kertas saring sudah dibasahi
Bau gas tidak sedap dan terdapat gumpalan putih
2
Pada larutan L yang lain ditambahkan 1-2 tetes Na-nitroposida
endapan putih kecoklatan

b)        Nitrogen
NO
LANGKAH KERJA

HASIL PENGAMATAN
1
3 larutan nihidrin ditambahkan 5 tetes FeSO4, 1 tetes FeCl2, 5tetes KF 10%. Ditambahakn 1-2 ml NaOH 10% sampai bersifat basa, lalu didihkan.
Warna hitam berubah dari kuning bening dan ada endapan biru di bagian bawahnya
2
Jika belerang ada larutan L ditambah 5 tetes FeSO4, 1-2 ml NaOH. Dipanaskan sampai mendidih. Disaring endapan FeS. Dan diasamkan dengan larutan H2SO4 encer.
Ketika ditambahkan NaOH larutan tetap. Dan ketika sudah ditambahkan asam sulfat encer warna larutan menjadi hitam.

c)      Halogen
NO
LANGKAH KERJA

HASIL PENGAMATAN
1
Diasamkan putih telur dengan HNO3 encer 3 ml
Larutan putih keruh
2
Ditambahkan 5 ml larutan AgNO3encer lalu didihkan.
Warna menjadi kuning, bau tak sedap dan ada endapan kecoklatan.


7.2       Penentuan Kelas Kelarutan
7.2.1 Kelarutan dalam air
No
Perlakuan
                           Hasil                            
1.
Dimasukkan 0,1 gram tepung, ditambahkan 3 ml air suling, dikocok
Larutan keruh(-)
2.
-Dimasukkan 0,1 gram gula, ditambahkan 3 ml air suling, dikocok
-Dimasukkan 0,1 gram garam, ditambahkan 3 ml air suling, dikocok
Larutan menjadi bening(+)
3.
Dimasukkan 3 tetes minyak, ditambahkan 3 ml air suling, dikocok
warna menjadi keruh(-)
4.

Dimasukkan 3 tetes putih telur, ditambahkan 3 ml air suling, dikocok
Larutan keruh(-)



7.2.2 Kelarutan dalam eter
No
Perlakuan
                             Hasil                            
1.
-Dimasukkan 0,1 gram gula, ditambahkan 3 ml pelarut eter, dikocok
-Dimasukkan 0,1 gram garam, ditambahkan 3 ml pelarut eter, dikocok
Larutan jernih(+) ada batasan antara air dan eter
2.
Dimasukkan 0,1 gram tepung, ditambahkan 3 ml pelarut eter, dikocok
Larutan keruh, tepung masih ada (-)
3.
Dimasukkan 3 tetes minyak, ditambahkan 3 ml pelarut eter, dikocok
Larutan jernih, minyak larut (+)
4.
Dimasukkan 3 tetes putih telur, ditambahkan 3 ml pelarut benzena, dikocok
Larutan jernih(+)

7.2.3 Kelarutan dalam NaOH 5%
No
Perlakuan
                             Hasil                            
1.
Dimasukkan 0,1 gram gula, ditambahkan 3 ml  larutan NaOH 5%, dikocok
Larutan jernih, gula larut (+)
2.
Dimasukkan 0,1 gram tepung, ditambahkan 3 ml  larutan NaOH 5%, dikocok
Larutan keruh, tepung mengendap dibagian bawah (-)
3.
Dimasukkan 3 tetes minyak, ditambahkan 3 ml  larutan NaOH 5%, dikocok
Larutan keruh(-)
4.
-Dimasukkan 3 tetes putih telur, ditambahkan 3 ml  larutan NaOH 5%, dikocok
-Dimasukkan 0,1 gram garam, ditambahkan 3 ml  larutan NaOH 5%, dikocok
Larutan jernih(+)

  
7.2.4 Kelarutan dalam NaHCO₃ 5%
No
Perlakuan
                             Hasil                            
1.
Dimasukkan 0,1 gram gula, ditambahkan 3 ml  larutan NaHCO₃ 5 %, dikocok
Timbul gelembung, gula larut jernih (+)
2.
-Dimasukkan 0,1 gram tepung, ditambahkan 3 ml  larutan NaHCO₃ 5 %, dikocok
--Dimasukkan 0,1 gram garam, ditambahkan 3 ml  larutan NaHCO₃ 5 %, dikocok
Larutan keruh(-)
3.
Dimasukkan 3 tetes minyak, ditambahkan 3 ml  larutan NaHCO₃ 5 %, dikocok
Larutan jernih(+)
4.
Dimasukkan 3 tetes putih telur, ditambahkan 3 ml  larutan NaHCO₃ 5 %, dikocok
Larutan jernih, berbusa (+)

7.2.5 Kelarutan dalam HCl
No
Perlakuan
                             Hasil                            
1.
Dimasukkan 0,1 gram gula, ditambahkan 3 ml  larutan HCl dikocok
Larutan jernih, gula larut (+)
2.
Dimasukkan 0,1 gram tepung, ditambahkan 3 ml  larutan HCl, dikocok. Kemudian disaring, dinetralkan dengan 30 tetes NaOH
larutan bening (+)
3.
Dimasukkan 3 tetes minyak, ditambahkan 3 ml  larutan HCl, dikocok
Larutan jernih (+)
4.
Dimasukkan 3 tetes putih telur, ditambahkan 3 ml  larutan HCl, dikocok
Larutan keruh, ada endapan (+)



7.2.6 Kelarutan dalam H₂SO₄ pekat
No
Perlakuan
                             Hasil                            
1.
-Dimasukkan 0,1 gram gula, ditambahkan 3 ml  larutan H₂SO₄ pekat, dikocok.
-Dimasukkan 0,1 gram gula, ditambahkan 3 ml  larutan H₂SO₄ pekat, dikocok.
Larutan jernih(+)
2.
Dimasukkan 0,1 gram tepung, ditambahkan 3 ml  larutan H₂SO₄ pekat, dikocok
Larutan jernih(+)  warna orange
3.
Dimasukkan 3 tetes minyak, ditambahkan 3 ml  larutan H₂SO₄ pekat, dikocok
Larutan jernih(+)
4.
Dimasukkan 3 tetes putih telur, ditambahkan 3 ml  larutan H₂SO₄ pekat, dikocok
Larutan keruh, ada gumpalan diatas (-)

7.2.7 Kelarutan dalam H₃PO₄ pekat
No
Perlakuan
                             Hasil                            
1.
-Dimasukkan 0,1 gram gula, ditambahkan 3 ml  larutan H₃PO₄ pekat, dikocok
-Dimasukkan 0,1 gram gula, ditambahkan 3 ml  larutan H₃PO₄ pekat, dikocok
Larutan jernih(+)
2.
Dimasukkan 0,1 gram tepung, ditambahkan 3 ml  larutan H₃PO₄ pekat, dikocok
Larutan jernih, ada endapan (+)
3.
Dimasukkan 3 tetes minyak, ditambahkan 3 ml  larutan H₃PO₄ pekat, dikocok
Larutan  jernih(+)
4.
Dimasukkan 3 tetes putih telur, ditambahkan 3 ml  larutan H₃PO₄ pekat, dikocok
Larutan jernih (+)





VIII.PEMBAHASAN
8.1 Analisa Unsur
8.1.1. Karbon dan Halogen


  1. Senyawa organik merupakan senyawa yang mengandung C, H dan O dimana apabila senyawa ini dibakar akan menghasilkan  karbondioksida(CO2) dan uap air(H2O). Dalam percobaan ini praktikan perlu memahami kelarutan beberapa senyawa organik merupakan senyawa kimia yang mengandung karbon(C). Pada percobaan ini digunakan gula sebagai senyawa organik yang dipanaskan dengan tembaga(II) oksida (CuO). CuO disini bekerja sebagai oksidator yang bertugas mereduksi gula atau glukosa. Sedangkan glukosa akan menjadi pereduksi yang mereduksi  CuO. Percobaan penentuan karbon dan halogen kami memasukkan 1 gram CuO kering kedalam cawan porselin yang kemudian dipanaskan didapatkan hasilnya adalah tidak ada terjadi perubahan apa-apa. Kemudian CuO yang telah dipanaskan tadi dimasukkan kedalam tabung reaksi kemudian ditambahkan gula 1/10 dari jumlah CuO, hasil yang didapatkan adalah gula tersebut akan bercampur dengan CuO dan meleleh. Kemudian dirangkai alat yang menggunakan selang sebagai perantaranya antara tabung reaksi tadi dan gelas kimia yang didalamnya berisi Ca(OH)2). Tabung reaksi yang berisi CuO dan gula tadi dipanaskan dan diberi penyumbat agar uap dari CuO dan gula tidak keluar dari tabung reaksi. Setelah beberapa saat dipanaskan, didalam tabung reaksi tersebut timbul uap dan gas hingga gasnya mengalir memalui selang yang dihubungkan dengan gelas kimia yang berisi Ca(OH)2 sehingga dalam gelas kimia tersebut terdapat gelembung-gelembung gas. Serbuk CuO yang bercampur dengan gula tadi berubah menjadi arna hitam.

8.1.2 Halogen
Pada analisa unsur halogen ini, ada 2 macam tes yang dilakukan untuk menentukan kandungan unsur halogen yaitu tes Beilstein dan tes CaO.

a.      Tes beilstein
Tes beilstein merupakan  suatu tes untuk menganalisa unsur halogen dengan cara mengidentifikasi yaitu memanaskan kawat tembaga hingga berwarna kemerahan-merahan atau merah membara lalu di tetesi dengan n-heksane. Pada tes ini digunakan untuk mengidenmengandung suatu unsur yang mengandung halogen dengan perubahannya akan timbul gas pada percobaan yang dilakukan oleh praktikan. Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan, ketika kawat tembaga(Cu) dipanaskan warnanya menghasilkan warna merah membara. Kemudian ketika diteteskan 2 tetes n-heksane lalu dipanaskan  atau dipijarkan kembali, warna yang semula merah menjadi silver.
b.      Tes CaO
Pada   percobaan   uji tes yang kedua ini dilakukan untuk mengidentifikasi unsur halogen menggunakan CaO. Pertama dengan memanaskan CaO. Kemudian ditetesi dengan 2 tetes kedalam tabung reaksi, tercium bau gas yang sangat menyengat dan juga timbul embun atau uap air pada dinding tabung reaksi. Setelah itu cangkang telur mennjadi hitam. Ketika didihkan 5 ml air suling dan dituangkan pada HNO3 encer, larutan menjadi jernih dan terdapat gelembung disekitar cangkang telur.

8.1.3 Metode leburan dengan natrium
Percobaan ini digunakan logam Na karena logam Na memiliki kereaktifannya yang paling rendah dengan unsur lain di golongan IA. Dalam percobaan ini ada 3 unsur yang  akan diidentifikasi kebenarannya.

a. Belerang
Pada percobaan ini menganalisis belerang dengan metode leburan dengan natrium. Kami lakukan sesuai dengan prosedur yang ada. Dimana diasamkan putih telur(larutan L) dengan HCl kemudian didihkan menghasilkan bau yang tidak sedap  serta terdapat gumpalan berwarna putih. Ketika ditetesi dengan 2 tetes ba-nitroprosida terbentuklah endapan berwarna putih kecoklatan.

b. Nitrogen
Pada percoban ini bertujuan untuk mengetahui kandungan nitrogen pada amoniak dan putih telur dengan metode leburan dengan natrium. Yang pertama adalah dengan memasukkan 3 ml ninhidrin lalu ditambah 5 tetes FeSO4 dan 1 tetes FeCl2 serta 5 tetes KF 10% ditambah lagi dengan 2 ml NaOH 10% setelah itu didihkan dan diasamkan dengan H2SO4 encer. Hasil pengamatannya adalah bahwa larutan berwarna hitam berubah bening kuning dan ada terdapat endapan biru dibagian bawahnya.

c. Halogen
Hal pertama yang kami lakukan adalah mengasamkan larutan L(putih telur) dengan 3  ml HNO3 encer yang hasilnya larutan menjadi putih keruh. Setelah didihkan sekitar 5 menit ditambah dengan 5 ml AgNO3 dan didihkan kembali menjadi larutan kuning dan memiliki bau tidak sedap serta endapan yang berwarna kecoklatan.


8.2.1.  Kelarutan dalam air
Pada percobaan kelarutan menggunakankan 5  sampel yang akan diuji yaitu gula, tepung, minyak, garam dan juga putih telur. Pertama sampel gula sebanyak 0,1 gram dimasukkan kedalam tabung reaksi dan kemudian ditambahkan 3 ml air. Kemudian dikocok dan hasil yang didapat larutan jernih dan gula masih ada (+). Sampel kedua yang digunakan yaitu tepung sebanyak 0,1 gram  dengan 3 ml air kemudian dikocok sehingga larutan menjadi keruh dan tepung tidak larut (-). Sampel ketiga yaitu digunakan 3 tetes minyak yang dicampurkan dengan 3 ml air suling dan sehingga larutan menjadi keruh(-). Kemudian sampel   garam 0,1 gram  ditambah 3 ml air  suling dan 3 tetes eter hasilnya larutan jernih(+). Sampel terakhir yang digunakan yaitu putih telur, putih telur digunakan 3 tetes putih telur kemudian di campurkan dengan 3 ml eter lalu dikocok. Setelah larutan tersebut dikocok larutan menjadi keruh(-).

8.2.2 Kelarutan dalam eter
Pada kelarutan menggunakankan 5  sampel yang akan diuji yaitu gula, tepung, minyak, garam dan juga putih telur. Pertama sampel gula sebanyak 0,1 gram dimasukkan kedalam tabung reaksi dan kemudian ditambahkan 3 ml eter. Kemudian dikocok dan hasil yang didapat larutan jernih dan gula masih ada (+). Sampel kedua yang digunakan yaitu tepung sebanyak 0,1 gram  dengan 3 ml eter kemudian dikocok sehingga larutan menjadi keruh dan tepung tidak larut (-). Sampel ketiga yaitu digunakan 3 tetes minyak yang dicampurkan dengan 3 ml air suling dan sehingga larutan jernih (+). Kemudian sampel   garam 0,1 gram  ditambah 3 ml air  suling dan 3 tetes eter hasilnya larutan jernih(+). Sampel terakhir yang digunakan yaitu putih telur, putih telur digunakan 3 tetes putih telur kemudian di campurkan dengan 3 ml eter lalu dikocok. Setelah larutan tersebut dikocok larutan menjadi jernih dan minyak menjadi terapung (+).

8.2.3 kelarutan dalam NaOH 5%
Sama halnya dengan kelarutan yang lain, kelarutan dalam NaOH 5% juga menggunakankan 5  sampel yang akan diuji yaitu gula, tepung, minyak, garam dan juga putih telur. Sampel gula sebanyak 0,1 gram dimasukkan kedalam tabung reaksi dan kemudian ditambahkan 3 ml pelarut NaOH 5%. Kemudian dikocok dan hasil yang didapat larutan jernih(+). Sampel kedua yang digunakan yaitu tepung sebanyak 0,1 gram  dengan 3 ml pelarut NaOH 5%, kemudian dikocok sehingga larutan menjadi keruh dan tepung tidak larut (-) dan endapan tepung berada dibagian bawah. Sampel ketiga yaitu 3 tetes minyak yang dicampurkan dengan 3 ml pelarut NaOH 5% dan larutan keruh (+). Kemudian sampel   garam 0,1 gram  ditambah 3 ml pelarut NaOH 5% didapatkan hasil pengamatannya yaitu keruh(-). Sampel terakhir yang digunakan yaitu putih telur, putih telur digunakan 3 tetes putih telur kemudian di campurkan dengan 3 ml pelarut NaOH 5% lalu dikocok sehingga ketika larutan tersebut dikocok larutan menjadi keruh(-).

8.2.4 Kelarutan dalam NaHCO₃ 5%
5  sampel yang akan diuji yaitu gula, tepung, minyak, garam dan juga putih telur. Langkah awal dimana sampel gula sebanyak 0,1 gram dimasukkan kedalam tabung reaksi dan kemudian ditambahkan 3 ml NaHCO3 5%, dikocok dan hasilnya larutan jernih dan (+) serta terdapat gas CO2. Sampel selanjutnya yang digunakan yaitu tepung sebanyak 0,1 gram  dengan 3 ml NaHCO3  5%kemudian dikocok sehingga larutan menjadi keruh atau putih susu dan tepung tidak larut (-) karena ada endapan dibagian bawah tabung. Sampel ketiga yaitu 3 tetes minyak yang dicampurkan dengan 3 ml NaHCO3 5% dan larutan jernih (+). Kemudian garam 0,1 gram  ditambah 3 ml NaHCO3 5% dikocok dan hasilnya larutan keruh(-). Sampel terakhir yang digunakan yaitu putih telur, putih telur digunakan 3 tetes putih telur kemudian di campurkan dengan 3 ml NaHCO3 5% lalu dikocok dan larutan terlihat keruh(-).

8.2.5 Kelarutan dalam HCl
Tidak jauh berbeda dari seblumnya kelarutan menggunakankan 5  sampel yang akan diuji yaitu gula, tepung, minyak, garam dan juga putih telur. Dimana gula 0,1 gram ditambah 3 ml HCl dikocok larutan menjadi jernih sehingga(+). Kemudia 0,1 gram tepung dengan 3 ml HCl juga menghasilkan larutan yang jernih(+). Selanjutnya 3 tetes minyak ditambah dengan 3 ml HCl hasil yang didapat juga sama saja larutan menjadi jernih(+). Selanjutnya ketika 3 tetes putih telur dimasukkan kedalamnya 3 ml HCl maka larutan akan jernih(+). Terakhir adalah sampel garam dimana 0,1 gram garam ditambah 3 ml HCl menghasilkan larutan jernih(+).

8.5.6 Kelarutan dalam H₂SO₄ Pekat
Langkah pertama adalah dengan memasukkan 0,1 gram gula kedalam tabung reaksi dan dengan 3 ml larutan H₂SO₄ pekat menghasilkan larutan jernih(+) serta terasa panas. 0,1 gr tepung ditambahkan dengan 3 ml larutan H₂SO₄ pekat menghasilkan larutan jernih(+) serta larutan berwarna orange. Kemudian 3 tetes minyak yang dengan 3 ml larutan H₂SO₄ pekat menghasilkan larutan jernih dan minyak terlihat tidak menyatu (+). Keempat 3 tetes putih telur di campurkan dengan larutanH₂SO₄ pekat menghasilkan larutan berwarna merah hati dan terasa panas. Terakhir adalah 0,1 gram garam ditambah H₂SO₄ pekat menjadi larutan keruh(-).

8.5.7 Kelarutan dalam H₃PO₄ pekat
               Pertama adalah gula sebanyak 0,1 gr ditambahkan dengan 3 ml larutan H₃PO₄ pekat kemudian larutan dikocok dan menghasilkan larutan jernih (+). Selanjutnya tepung  0,1 gr didalam tabung reaksi ditambahkan dengan 3 ml larutan H₃PO₄ pekat kemudian larutan dikocok menghasilkan larutan jernih dan terdapat endapan didalam larutan (+). Ketiga minyak sayur sebanyak 3 tetes ditambah dengan 3 ml larutan H₃PO₄ pekat kemudian larutan dikocok dan menghasilkan larutan jernih(+). Keempat putih telur sebanyak 3 tetes ditambahkan dengan 3 ml larutan H₃PO₄ pekat kemudian dikocok dan menghasilkan larutan jernih (+). Terakhir sampel garam 0,1 gram ditambahkan H₃PO₄ pekat hasil pengamatannya larutan menjadi jernih(+).

IX. Pertanyaan pasca:
1.      Mengapa pada percobaan kelarutan dalam NaOH 5%, tepung tidak seluruhnya bisa larut atau tepung mengendap dibagian bawah tabung reaksi?
2.      Mengapa dengan melakukan tes kelarutan terhadap suatu zat atau senyawa organik, sifat zat atau senyawa organik dapat ditentukan?
3. Mengapa pada saat uji kelarutan dalam eter hasil pengamatannya terdapat batasan antara air dan eter? Yaitu ketika gula/garam beraksi dengan eter dan air terlihat suatu batasan. Faktor apa yang menyebabkan hal tersebut dapat terjadi?


X. Kesimpulan dan Manfaat
  Adapun kesimpulan dari praktikum ini adalah :
1. Analisis kualitatif adalah metode analisis yang dilakukan untuk mengetahui suatu keberadaan zat dalam suatu sampel.
2. Setiap pembakaran senyawa karbon akan menghasilkan gas CO2 yang menandakan adanya karbon dan uap air yang meandakan adanya hidrogen. Adanya nitrogen, halogen dan belerang dapat ditentukan dengan metode leburan natrium.
3. Uji kelarutan merupakan salah satu cara untuk menentukan golongan zat serta karakteristik masing-masing gugus fungsinya.
 
     Adapun manfaat praktikum ini adalah :
1. Praktikum analisis kualitatif unsur - unsur zat organik dan penentuan kelas kelarutan bermanfaat untuk memahami prinsip dasar dan tahapan kerja analisa zat organik agar dapat menentukan kelas kelarutannya
2. Memahami reaksi-reaksi yang digunakan untuk mengetahui suatu uji kualitatif unsur-unsur penyusun suatu senyawa organik

XI. Daftar Pustaka  
Chang, Raymond. 2015. Kimia Dasar Jilid I. Jakarta : Erlangga
Fessenden, Ralph J. 2014. Dasar - Dasar Kimia Organik. Jakarta : Erlangga
Kiki. 2014. Analisa Unsur Zat Organik. Volume 3 Nomor 1 : UI
Petruci, Ralph. H. 2014. Kimia Dasar Prinsip dan Terapan Modern. Jakarta : Erlangga
Tedy. 2015. Analisa kualitatif Unsur - Unsur. Volume 1 Nomor 1 : Padang : UNP

XII. Lampiran
Adapun link vidio praktikum kelompok 1 mengenai analisis kualitatif unsur - unsur zat organik dan penentuan kelas kelarutan :
https://youtu.be/IJ0i_M-svsY

Jurnal laporan dapat dilihat di
https://www.blogger.com/blogger.g?blogID=8234928262634096571#editor/target=post;postID=116106696066613835;onPublishedMenu=allposts;onClosedMenu=allposts;postNum=2;src=postname

CuO dipanaskan pada cawan porselen


merangkai tabung pengalir gas
penambahan gula pada serbuk CuO pada keadaan hangat



4 komentar:

  1. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  2. Assalamualaikum wr wb, saya Resa Ovelia Hamsar dengan NIM A1C118034 akan mencoba menjawab pertanyaan nomor 3. Terpisahnya air dengan eter itu terjadi akibat perbedaan massa jenis.

    BalasHapus
  3. Nama saya sari bulan A1C118065 saya akan membantu menjawab no 2, karena tes kelarutan dan identifikasi suatu unsur akan dapat mengungkapkan peran unsur tersebut dalam senyawa yang menyusunnya sehingga dengan kita melakukan tes tersebut kita dapat memprediksi sifat kelarutan suatu senyawa organik baik dalam pelarut polar maupun non polar

    BalasHapus
  4. Perkenalkan saya Suryani br Nababan NIM A1C118093 akan mencoba menjawab permasalahan no 1
    Dimana pada saat Kelarutan NaOH 5% tepung tidak larut seluruhnya namun sebagian mengendap dikarenakan larutan tepung mengalami perubahan fisik dimana endapan yang terjadi karna tingkat kejenuhan pada endapan

    BalasHapus

JURNAL PRAKTIKUM “KROMATOGRAFI LAPIS TIPIS DAN KOLOM” DI SUSUN OLEH : SRI OKTIKA DHIJAH GULTOM ...